Haruskah Berdoa itu Menghadap ke Kiblat ? |
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mencontohkan ketika
selesai dari mengimami para shahabat untuk melakukan suatu shalat, beliau
membalikkan tubuhnya ke kanan mengarah ke para jamaah. Dari apa yang dilakukan
oleh Rasulullah ini, para ulama menjelaskan bahwa disunnahkan bagi imam untuk
membalikan tubuhnya menghadap makmum setelah shalat. Nah, permasalahan
berikutnya ialah ketika imam hendak berdoa setelah shalat, harus menghadap
kiblat kembali atau boleh tetap menghadap ke makmum ?
Nabi Berdoa Menghadap Kiblat
Terdapat sebuah hadits yang berisi tentang Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam pernah menghadap ke kiblat ketika beliau berdoa.
Salah satunya ialah hadits dari shahabat Abdullah bin Zaid yang diriwayatkan
oleh Imam Al Bukhari dalam kitabnya berikut :
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
، يَوْمَ خَرَجَ ليَسْتَسْقِيَ، فَحَوَّلَ إِلَى النَّاسِ ظَهْرَهُ، وَاسْتَقْبَلَ
الْقِبْلَةَ يَدْعُو، وَحَوَّلَ رِدَاءَهُ، يُصَلَّى
Dari Abdullah bin Zaid, dia
berkata,”Aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam keluar untuk meminta
hujan kepada Allah. Beliau mengubah punggunnya (menghadap) orang-orang dan
menghadap kiblat untuk berdoa. Beliau memindahkan selendang beliau dan berdoa.”
HR. Al Bukhari
Ibnu Batthal ketika menerangkan hadits ini mengatakan bahwa
sangat dianjurkan bagi imam yang sedang memimpin shalat istisqa untuk menghadap
kiblat ketika berdoa. Adapun sunnah bagi seseorang yang sedang melakukan
khutbah dan menasehati para jamaah di masjid untuk berdoa menghadap makmum. Namun, beliau menjelaskan bahwa berdoa
menghadap ke kiblat itu lebih baik (Syarh Shahih Bukhari, 3/18).
Baca juga,”Hikmah Dibalik Yatimnya Nabi Muhammmad“
Pada saat terjadi perang Badar, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam pernah berdoa dengan mengangkat tinggi-tinggi kedua tangan
beliau, hingga ketika beliau terlihat dengan tetap menghadap kiblat,”Ya Allah, tunaikan
kepadaku apa yang sudah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah berikanlah kepadaku
apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jikalau satu kelompok kecil ini
binasa, Engkau tidak akan disembah sama sekali setelah ini.” Penulis kitab Al
Ifshah mengatakan bahwa hadits ini berisi contoh dari Rasul untuk berdoa dengan
menghadap kiblat dan itu lebih bagus daripada menghadap ke yang lain (Al
Ifshah, 1/204).
Nabi Berdoa Menghadap ke Makmum
Selain ketika pernah berdoa menghadap ke kiblat, beliau juga
pernah berdoa dengan tidak menghadap kiblat. Salah satunya ialah ketika beliau berdoa
di khutbah jumat. Sebagaimana yang disaksikan oleh shahabat Sahl bin Said dalam
hadits berikut :
مَا
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – شَاهِرًا
يَدَيْهِ قَطُّ يَدْعُو عَلَى مِنْبَرٍ وَلَا غَيْرِهِ، مَا كَانَ يَدْعُو إلَّا
يَضَعُ يَدَهُ حَذْوَ مَنْكِبِهِ وَيُشِيرُ بِأُصْبُعِهِ إشَارَةً
“Tidaklah aku melihar Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya sama sekali di atas mimbar
dan tidak di tempat lain. Tidaklah beliau ketika berdoa kecuali meletakan
tangannya sejajar dengan pundak dan memberikan isyarat (acungan jempol) dengan
jari telunjuknya.”
Melalui hadits ini, Sahl bin Said melihat Rasulullah mengangkat
jari telunjuknya ketika berdoa di khutbat Jum’at. Tentu ketika Sahl bin Said
melihat hal itu, berarti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang
menghadap kepada para jamaah. Dengan demikian, berdoa menghadap para jamaah itu
boleh.
Baca juga,”Menjadi Baik sebelum Baik“
Kesimpulanya, berdoa menghadap kiblat atau tidak itu boleh
dilakukan. Meskipun apabila berbicara adab, berdoa dengan menghadap ke kiblat
itu tentu lebih afdhal. Mengingat kiblat ialah arah yang diagungkan dan
dianggap mulia oleh setiap muslim. Maka, menghadap ke arah tersebut memiliki
kemulian tersendiri yang tidak ada di arah yang lain. Wallah a’lam.
Suka menulis, membaca dan belajar. Alumni Islamic University of Madinah dan kini sedang melanjutkan study di fakultas Studi Islam UMJ.