Menu Tutup

Hagia Sophia Menjadi Masjid, Pertanda Apa?

        Memang
beberapa waktu ini di berbagai platfrom media, baik itu media cetak, elektronik
bahkan sampai media sosial membahas isu pengembalian fungsi Hagia Sophia yang
sebelumnya adalah musium menjadi masjid. Pro dan kontra pasti ada. Bahkan, di
kalangan orang Islam sendiri perselisihan itu ada. Beberapa waktu lalu, ada pernyataan
dari beberapa kalangan muslimin bahwa itu adalah sebuah siasat politik belaka
dan sebuah bentuk permusuhan kepada agama lain selain Islam.

        Tak jauh
dari itu, kalangan sekuler sendiri, baik dari dalam negeri Turki sendiri maupun
selain Turki juga banyak yang menentang hal itu. Ungkapan kekecewaan tentang
dikembalikannya fungsi Hagia Sophia dari musium menjadi masjid juga diungkapkan
oleh Orhan Pamuk, salah seorang peraih Nobel Literatur 2006. Dia mengatakan
bahwa ada jutaan penduduk Turki yang sekuler dan menentang keputusan tersebut.

        Tak jauh
berbeda, UNESCO merasa sangat kecewa dengan keputusan Turki. Terlebih, menurut
mereka, tidak ada dialog terlebih dahulu mengenai hal itu. Uni Eropa dan AS pun
jauh berbeda dalam menyikapi hal ini. Morgan Ortagus Jubir Departemen Luar
Negeri AS sempat mengungkapkan kekecewaannya. Yunani lebih vulgar dengan
mengungkapkan kemarahannya. Negeri itu mengatakan bahwa langkah Turki sebagai
bentuk provokasi kepada dunia.  

        Lantas,
bagaimana sikap kita? Sebelum itu semua, perlu kita Kembali kepada sejarah.
Nabi Muhammad SAW ketika datang pertama kali untuk hijrah ke Madinah, yang
beliau bangun ialah Masjid. Masjid pertama yang dibangun oleh Nabi tersebut sampai
sekarang masih berdiri kokoh di atas tanah pembangunan awalnya. Masjid yang
terletak kurang lebih 5 kilo meter arah utara Masjid Nabawi itu diberi nama
Masjid Quba. Lantas ketika beliau sudah masuk di Madinah, bukan rumah yang
beliau bangun terlebih dahulu. Masjid Nabawi lah yang beliau bangun sebelum
membangun yang lainnya. Tujuaanya apa? Beliau paham betul bahwa masyarakat
Islam itu tidak akan bisa maju dan bermadani tanpa adanya masjid. Masjid selain
sebagai tempat ibadah, ia adalah tempat dimana setiap muslim bermusyawarah,
bertalaqqi, menjalin ukhuwah, dll.

        Adanya
masjid di sebuah tempat merupakan sebuah isyarat bahwa Islam di daerah itu
adalah ada dan berjaya. Kalimat Tauhid akan selalu dikumandangan 5 kali sehari.
Muslimin akan berbondong-bondong mentautkan hati mereka kepada Rabb semesta
alam. Nah, oleh karena itu, karena keberadaan masjid adalah sebuah tanda bahwa
Islam itu ada dan berjaya, maka tak ayal Muhammad Al Fatih pada tahun 1453 M
ketika berhasil menaklukan Konstatinopel dari tangan Byzantium, yang pertama
kali beliau bangun adalah Masjid dengan merubah Gereja Hagia Sopia yang agung
itu, menjadi sebuah masjid yang megah.

        Tentu,
berubahnya Hagia Sopia yang sebelumnya adalah musium menjadi masjid adalah
sebuah pertanda bahwa Islam itu ada dan berjaya. Tentu, tak heran ketika
melihat Islam mulai ada dan berjaya, orang-orang yang tidak suka akan hal itu
akan terus merongrong supaya hal itu tidak terjadi.

        Mungkin ada
yang bilang,”Itu hanya akal-akalan politik manisnya Erdogan yang notabene popularitasnya
semakin menurun dengan merosotnya ekonomi di Turki.” Okey, pertama memang
saya bukan Erdogan Holic yang selalu memuji apa yang ia lakukan tetapi memang
tidak bisa dipungkiri bahwa hal itu sarat dengan muatan politik. Namun, biarkan
ia berpolitik, yang penting Islam sekarang lebih berwibawa dengan
dikembalikannya fungsi Hagia Sopia menjadi masjid. Bukankah dulu ketika Kemal
At Taturk yang merubah Hagia Sopia menjadi museum juga sarat akan politik
sekularisasi Turki dan penghapusan Daulah Turki Ustmani? Sama-sama produk
politik, namun ketika hal itu menguntungkan Islam, mengapa tidak kita
manfaatkan? Kedua, pengembalian Hagia Sophia menjadi masjid itu adalah amanat Muhammad Al Fatih untuk menjadikan tempat itu sebagai masjid. Bukankah amanat seharusnya ditunaikan?

        Dengan
demikian, sebagai muslim yang baik, kita seharusnya menyambut baik hal itu.
Paling tidak, rumah ibadah yang mana di dalamnya akan sering dikumandangan
adzan dan tilawah ayat suci semakin banyak. Siapa sich muslim yang gak
suka hal terjadi? Sehingga untuk menjawab judul di atas, Hagia Sophia pertanda apa? Jawabnya ialah ia pertanda bahwa Islam setidaknya sedikit berjaya dan wibawa []

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *