Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang butuh dengan yang lain. Ia butuh butuh bertuhan dan beribadah. Ia butuh bermasyarakat dan ia juga butuh dengan maisyah kehidupan.
Allah SWT pada hakekatnya tidak melarang setiap manusia untuk mencari harta dan kehidupan. Namun, setiap langkah dalam mencari nafkah harus sesuai dengan ketentuan dan etika dalam Islam. Dalam hal ini, Allah SWT berkalam :
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
“Apabila sholat telah selesai, maka bertebaranlah di bumi dan carilah fadhilah Allah. Ingatlah Allah banyak-banyak supaya kalian beruntung.” Q.S Al Jumuah : 10
Utamakan Sholat
Ayat 10 surat Al Jumu’ah ini memberikan gambaran kepada kita bagaimana etika dalam mencari nafkah . Etika yang pertama ialah bahwa beribadah kepada Allah terutama sholat harus lebih diutamakan daripada yang lain. Bahkan, khusus untuk sholat jum’at, para ulama mengatakan bahwa berjual beli dan mencari nafkah ketika sholat Jum’at itu tidak sah. Sebaliknya, orang yang tetap sholat meskipun ia bekerja, mendapatkan pujian yang tinggi dari Allah SWT. Allah berkalam :
رِجَالٞ لَّا تُلۡهِيهِمۡ تِجَٰرَةٞ وَلَا بَيۡعٌ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ يَخَافُونَ يَوۡمٗا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلۡقُلُوبُ وَٱلۡأَبۡصَٰرُ ٣٧ لِيَجۡزِيَهُمُ ٱللَّهُ أَحۡسَنَ مَا عَمِلُواْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضۡلِهِۦۗ وَٱللَّهُ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٖ ٣٨
“Ada orang-orang yang jual beli itu tidak membuat lalai mereka dari mengingat Allah, menegakkan sholat dan membayar zakat. Mereka takut dengan suatu hari yang hari serta penglihatan bisa berbolak-balik. Allah akan membalas mereka dengan yang lebih baik dari apa yang mereka lakukan dan Dia akan menambahi mereka dari rahmatnya. Dan Allah akan memberikan rezeki kepada siapa saja yang ia kehendaki dengan tanpa hitungan.” Q.S An Nur : 37-38
Baca juga,”Hukum Umroh dengan Berhutang“
Mencari Nafkah adalah Ibadah
Etika yang kedua ialah menata hati bahwa mencari nafkah itu bentuk ibadah kepada Allah. Allah memperingatkan kita semua bahwa apabila mencari nafkah dengan tujuan untuk ibadah, maka pahala akan ia dapat dan rezeki akan turun sesuai dengan takdir yang ditetapkan. Sebaliknya, apabila tujuan mencari nafkah semata-mata demi memenuhi kehidupan dunia, akhirat tidak dapat, rezeki pun belum tentu dapat. Allah SWT berkalam :
مَّن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡعَاجِلَةَ عَجَّلۡنَا لَهُۥ فِيهَا مَا نَشَآءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلۡنَا لَهُۥ جَهَنَّمَ يَصۡلَىٰهَا مَذۡمُومٗا مَّدۡحُورٗا ١٨ وَمَنۡ أَرَادَ ٱلۡأٓخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعۡيَهَا وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَأُوْلَٰٓئِكَ كَانَ سَعۡيُهُم مَّشۡكُورٗا ١٩
“Barangsiapa yang menginginkan suatu hal yang segera (di dunia), kami segerakan untuknya pada hal itu bagi orang yang Kami inginkan untuk orang yang Kami kehendaki. Kemudian kami jadikan untuknya nereka Jahannam yang ia masuki dalam keadaan hina dan celaka. Dan barangsiapa yang menginginkan akhirat dan ia berusaha untuknya sedangkan ia beriman, maka usaha mereka itu maka usahanya dibalas (oleh Allah).” Q.S Al Isra : 18-19
Mencari Nafkah bukan Satu-Satunya Jalan Rezeki
Etika yang ketiga ialah tidak menganggap mencari nafkah sebagai satu-satunya jalan rezeki dari Allah SWT. Allah SWT sudah menetapkan rezeki tiap manusia sajak ia berumur 120 hari dalam kandungan. Takdir itu pasti akan ia dapat dengan berbagai cara dari Allah. Oleh karenanya, jangan sampai kita menganggap mencari nafkah sebagai satu-satunya jalan rezeki dari Allah SWT.
Rasulullah SAW menasehati kita semua dalam menata hati berkaitan dengan rezeki. Beliau bersabda,”Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai prioritasnya, Allah akan menceraiberaikan urusannya. Dia juga menjadikan sifat fakir ada di depan matanya. Sedangkan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sesuai apa yang telah ditetapkan. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai prioritasnya, Allah akan mengumpulkan urusannya. Allah akan menjadikan sifat kaya di hatinya. Dunia akan datang kepadanya padahal ia enggan untuk itu.” HR. Ibnu Majah
Suka menulis, membaca dan belajar. Alumni Islamic University of Madinah dan kini sedang melanjutkan study di fakultas Studi Islam UMJ.