Menu Tutup

Bertemu Para Nabi ; Hikmah Dibalik Isra dan Miraj

 

Bertemu Para Nabi ; Hikmah Dibalik Isra dan Miraj

Isra Mi’raj,
sebagai salah satu kejadian yang Ajaib dan termasuk mukjizat Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam tentu memiliki berbagai tujuan dan pembelajaran
yang bisa kita petik. Mulai dari perjalanan beliau dari Makah menujuk Baitul
Maqdis hingga dari Baitul Maqdis menuju ke Sidratul Muntaha penuh dengan hikmah.
Salah satu kejadian yang menarik untuk dibahas ialah ‘hikmah di balik
bertemunya Nabi Muhammad dengan beberapa Nabi di setiap langit yang dilewatinya’.
Mengapa kejadian ini terjadi dan apa pelajaran yang bisa kita ambil.

 

Bertemu Para Nabi

Dalam perjalanan dari
Baitul Maqdis yang ada di Syam ke Sidratul Muntaha untuk memenuhi undangan
Allah SWT, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertemu dengan beberapa Nabi
di setiap langit yang dilewatinya. Di langit pertama, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bertemu dengan Nabi Adam as. yang apabila melihat ke sisi
kanan, beliau tersenyum. Apabila melihat ke sisi kiri, beliau menangis. Melihat
hal itu, Rasulullah bertanya kepada Jibril,”Mengapa demikian?” “Itu adalah Adam
dan yang ada di samping kanan kirinya adalah keturunannya. Apabila melihat ke
kanan, ia tersenyum karena melihat keturunannya masuk surga. Sedangkan apabila
melihat ke kiri, ia menangis karena melihat anak turunnya masuk neraka.”

Di langit kedua, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa as. Di
langit ketiga, beliau bertemu dengan Nabi Yusuf yang diberi oleh Allah SWT
setengah kegantengan orang seluruh dunia. Di langit keempat, beliau bertemu dengan
Nabi Idris as. Setelah pertemuan itu, Rasulullah menceritakan bahwa Allah sudah
mengangkat Nabi Idris di derajat yang paling tinggi (Maryam : 57). Di langit
kelima, beliau bertemu dengan Nabi Harun. Di langit keenam, beliau bertemu dengan
Nabi Musa as. Beliau menceritakan bahwa Nabi Musa itu memiliki kulit berwarna
kuning dan memiliki tubuh yang berotot. Seakan, tubuh Nabi Musa itu sama dengan
bentuk fisik orang-orang dari Qabilah Syanu’ah. Ketika bertemu Nabi Muhammmad
itu, Nabi Musa as. menangis. Nabi Muhammad bertanya keadanya,”Mengapa engkau
menangis?” “Ada Nabi setelahku yang umatnya masuk ke surga lebih banyak
daripada umatku,” demikian jawab Nabi Musa as. Di langit ketujuh, beliau
bertemu dengan kakek jauh beliau, Nabi Ibrahim as. yang sedang bersandar di Baitul
Makmur. Hadits ini diceritakan oleh Imam Al Bukhari dalam kitab beliau di bab
Shalat.

Baca juga,”Taubat Booster” 

Hikmah Bertemu
Para Nabi

Syekh Musa bin
Rasyid Al Azimiy dalam kitab beliau, Al Luklu’ul Maknun memberikan pemaparan
yang sangat apik tentang apa hikmah di balik bertemunya Nabi Muhammad dengan para
Nabi di setiap tingkatan langit. Beliau menceritakan, secara umum bahwa hikmah
di balik itu semua adalah selama berdakwah, beliau akan mengalami apa yang
dialami oleh para Nabi tersebut.

Hikmah di balik
bertemunya beliau dengan Nabi Adam di langit pertama adalah sama-sama pernah
diusir dari tanah asalnya masing-masing. Nabi Adam as. pernah diusir dari surga
ke dunia. Begitu halnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pernah diusir
dari Mekah, tempat kelahiran beliau ke Madinah. Hikmah kedua ketika beliau
bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya di langit kedua adalah ketiga Nabi itu
sama-sama pernah diganggu oleh orang-orang Yahudi ketika pertama kali melakukan
dakwah di tempat yang baru. Nabi Muhammad pun demikian, beliau diganggu dengan
sangat sengit oleh orang-orang Yahudi yang puncaknya dengan diusirnya tiga
kabilah Yahudi, Bani Nadhir, Bani Qainuqa dan Bani Quraidhah dari Madinah.

Hikmah ketiga bertemunya
Nabi Muhammad dengan Nabi Yusuf di langit ketiga ialah kedua Nabi itu sama-sama
dimusuhi oleh saudara sendiri. Nabi Yusuf dimusuhi oleh saudara-saudaranya dan
dimasukkan ke sumur hingga menyebabkan beliau menjadi budak pembesar Mesir.
Begituhalnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang sama-sama dimusuhi
oleh saudara dan keluarga besar beliau. Bahkan puncaknya, beliau beserta keluarga
diboikot oleh Quraisy hingga mereka tidak diajak ngobrol, jual beli atau apapun
itu sama sekali selama tiga tahun. Namun endingnya, selalu berbuah manis. Nabi
Yusuf akhirnya memaafkan kelakukan saudara-saudaranya ketika ia sudah menjadi Menteri
bagian panngan. Begitu halnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang
memaafkan suku Quraisy ketika beliau berhasil membuka Kembali kota Makah
menjadi kota Islami.

Baca juga,”Kenapa perlu beribadah, bukankah berbuat baik saja sudah cukup?

Hikmah keempat
ketika Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Idris ialah sama-sama memiliki
kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat
Maryam ayat 57. Hikmah kelima ketika beliau bertemu dengan Nabi Harun ialah keduanya
memiliki kesamaan dengan sama-sama pernah diganggu oleh kaumnya, namun di akhir
cerita kaum yang dulu menganggunya itu bahkan sangat cinta kepada Nabinya.

Hikmah keenam
ketika Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa ialah keduanya sama-sama memiliki
kesulitan dakwah yang sangat berat. Nabi Musa bahkan sempat berdoa supaya
adiknya, Harun diizinkan oleh Allah menjadi Nabi sehingga bisa menemaninya
berdakwah ke Raja yang paling dhalim, Fir’aun. Itu karena ujian Nabi Musa dalam
berdakwah sangat berat. Belum lagi sikap Bani Israil yang selalu membantah perintah
Nabinya. Begitu halnya Nabi Muhammad yang dakwahnya tidak kalah berat. Beliau
pernah berdarah-darah di Thaif hanya untuk mendakwahkan risalah kenabian di
negeri tersebut. Pernah juga gigi seri beliau pecah di perang Uhud. Namun, Nabi
Muhammad menyadari bahwa segala kesulitan beliau itu apabila dibandingkan
dengan kesulitan yang dihadapi Nabi Musa tidak lebih berat ujian Nabi Musa,
beliau bersabda,”Nabi Musa pernah diganggu dengan sesuatu yang lebih berat dari
ini, ia memilih tetap sabar.”

Hikmah ketujuh
ketika Nabi Muhammad bertemu dengan kakek jauh beliau, Nabi Ibrahim yang sedang
duduk bersandar di Baitul Makmur ialah bahwa Nabi Muhammad ditakdirkan oleh
Allah untuk bisa melaksanakan haji di akhir-akhir dakwah beliau menelusuri
jejak kakek beliau tersebut. Dan hal ini pun terbukti di tahun kesepuluh setelah
kenabian beliau. Pada tahun itu, orang-orang Quraisy mengizinkan Nabi beserta
para shahabat untuk memasuki kota Mekah yang sebelumnya mereka sempat dicegah
masuk pada kejadian Hudaibiyah.

Begitulah hikmah
yang bisa dipetik dari kejadian bertemunya Nabi Muhammad dengan para Nabi di
rangkaian Isra Mi’raj ini. []

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *